Komunikasi adalah unsur utama cinta yang dapat dilihat dan dirasakan setiap anggota keluarga.
Konflik menjadi bagian yang tidak terelakkan dalam komunikasi tsb. Konflik menjadikan pernikahan dinamis. Jadi jangan takut konflik.
Kita akan belajar unsur2 utama yang membuat komunikasi menjadi nyaman dan Membangun.
Ada beberapa ayat Firman Tuhan yang menjadi dasar topik ini:
- Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak. Amsal 25:1
- Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar." ~ Amsal 25:12.
- Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain ~ Kolose 3:16
- Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. ~ Kolose 4:6
- Janganlah ada perkataan kotor (kasar) keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.~ Efesus 4:29
- Motivasi
- Posisi
- Isi
- Intonasi
- Ekspresi
- Situasi
- Pasangan yang tertekan (distress) terlibat lebih sedikit dalam kegiatan timbal-balik yang menguntungkan dan terlibat lebih banyak dalam kegiatan komunikasi yang menghukum (negative reinforcement); dibandingkan pasangan yang tidak tertekan.
- Pasangan yang tertekan cenderung membalas negative reinforcement yang disampaikan oleh pasangannya. Individu seperti ini suka bersikap reaktif (baik dalam tindakan maupun dalam memahami) terhadap stimuli dari pasangannya dan meresponi stimuli itu dalam cara yang sama dengan bagaimana stimuli itu diberikan.
- Pasangan yang tidak bahagia cenderung mencoba mengendalikan perilaku pasangannya melalui tindakan komunikasi negatif dan berusaha menahan untuk tidak melakukan komunikasi positif. Pasangan yang tidak bahagia cenderung berjuang untuk merubah perilaku pasangannya dengan menggunakan taktik kontrol yang aversif yaitu dengan secara strategis menghadirkan hukuman dan menahan pemberian imbalan.
- Sistem perkawinan yang penuh konflik dicirikan oleh adanya intensitas koalisi yang membuta, misalnya : anak dan ibu sangat dekat satu sama lain namun dalam bentuk-bentuk yang merugikan ayahnya.
- Koalisi tersembunyi seringkali melintasi garis generasi. Pihak ketiga digunakan untuk mencampuri konflik atau kedekatan suami/isteri. Misal, sang Nenek berkoalisi dengan cucu ntuk menekan Ayahnya mengikuti kemauan Ibunya.
- Individu-individu yang membutuhkan bantuan dalam mengatasi konflik perkawinan biasanya memiliki kepribadian yang menyimpan kekakuan. Kekakuan ini memaksa mereka untuk menolak atau bersikap membuta terhadap aspek-aspek tertentu di dalam dirinya. Jika mereka dihadapkan pada aspek serupa yang juga ada dalam kepribadian partnernya, maka dia akan mengabaikan atau tidak mau menerima.
- Kebanyakan tegangan dan kesalahpahaman antara suami/isteri nampaknya diakibatkan oleh kekecewaan yang dirasakan salah satu atau keduanya. Mereka merasa tidak suka jika yang lain gagal memainkan peran sebagai pasangan sesuai fantasi yang sebelumnya telah mereka miliki tentang sosok suami/isteri.
- Istri berasal dari keluarga yang tidak bahagia, misal kekurangan figur ayah. Lalu berharap suaminya dapat memenuhi kekurangan itu. Jika hal ini masih belum dibereskan saat masuk ke pernikahan, maka akan terwujud ambivalensi antara perasaan cinta dan benci.
- Dalam proses seleksi pasangan, sang partner tertarik karena calon pasangannya dipandang sebagai pribadi yang menjanjikan ditemukannya apa saja yang hilang dari kehidupannya. Namun dalam perjalanan waktu mereka kemudian dibungkus ulang melalui berbagai kondisi dan berubah menjadi pribadi/obyek untuk diserang atau disangkal.
- Len Sperry & J. Carlson. Marital Therapy. Love Publishing Company, Colorado, 1991
- Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha, Seni Merawat Keluarga, Layanan Konseling keluarga dan karir (LK3)
- Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha, Mengubah pasangan tanpa Perkataan. Layanan Konseling keluarga dan karir (LK3)